Marilah Shalat ^o^

on Selasa, 10 Februari 2009

Sebelum melaksanakan shalat, apakah anda sudah tahu apa hikmah-hikmah shalat? Kita harus mengetahui kegunaannya. Berikut adalah fungsi shalat :

A). Shalat menimbulkan rasa kesadaran beragama, kesadaran melakukan wajib Suci. Kesadaran serupa ini amat perlu dalam tiap-tiap jiwa muslim; yakni : Kesadaran melakukan wajib suci, karena perintah Alloh semata dan tidak karena sesuatu diluarnya.

Lambat laun dan lama kelamaan, maka pendidikan batin dan asuhan ruhani semacam itu yang dilakukan hampir terus menerus, akan memupuk dan memperkembangkan sifat dan tabiat yang melekat pada jiwa dan ruh; tahu akan wajib serta sanggup dan mampu melakukannya. Meskipun mula-mula disertai dengan rasa segan, rasa terpaksa, rasa malu, ajal, dan lain sebagainya, ialah sifat-sifat kelemahan diri. Jika didikan dan asuhan ini dilaksanakan terus menerus , maka orang akan memperoleh keyakinan yang makin bertambah-tambah kuat, akan manfaat dan perlunya melaksanakan wajib, tahu harganya melakukan wajib, tahu ruginya meninggalkan wajib.

Kemudian timbulah keinginan, untuk selalu tinggal atau duduk di dalam wajib. Tidak hanya dalam melakukan ( shalat ) bakti mutlak kepada Allah, tetapi juga dalam tiap-tiap tingkah laku dan gerak-gerik, inginlah ia tetap dalam wajib, tetap dalam melakukan perintah alloh, tetap dalam bakti kepada Allah. Sehingga hidup dan matinya, jiwa dan raganya, serta segala sesuatu yang ada padanya senantiasa disajikan untuk dipergunakan dan dikorbankan lagi mencukupi wajib, memenuhi seruan dan panggilan illahi.

Rasa wajib yang menumbuhkan kesediaan dan kesanggupan berkorban serupa inilah, yang seharusnnya menjadi hiasan jiwa seriap muslim, terutama wataknya (karakter) setiap mujahid ! Alangkah besar dan tingginya nilai harga dari seseorang hamba Allah yang sunggu-sungguh karena kesadaran jiwanya dan persaksian kenyataan ruhnya, tahu, sanggup, pandai, dan kuasa melakukan wajib, baik fardhu’ain maupun fardhu kifayah.

B ). Selanjutnya kesadaran dan rasa wajib itu akan menumbuhkan rasa tanggungjawab yang makin hari makin bertambah besar. Berkat latihan dan perbuatan-perbuatan yang selalu dilakukan pada setiap yang ditentukan dan menurut cara-cara adan aturan tertentu. Tanggungjawab disini dengan serba singkat boleh dairtikan :

a). Tanggungjawab kepada Allah, dengan mengingati pembalaancaman siksa, baik semasa hidupnya di dunia maupun setelah pulang kembali balik ke alam kubur. Rasa tanggungjawab yang bersendikan dan tumbuh dari hati yang ikhlas dan sikap jujur serta setia hati. Tidak karena sesuatu, melainkan hanya karena Allah belaka.

b). Tanggung jawab kepada dunia. Mulai diri pribadi hingga masyarakat dunia dan seterusnya.

C ). Karena Shalat dilakukan pada waktu-waktu tertentu, menurut cara dan tata tertib tertentu pula, jika dilakukan dengan seksama sepanjang ajaran Nabi, maka dari padanya bolehlah diharapkan tumbuh beberapa sifat yang baik-baik, yang menuntun kepada kesempurnaan ‘amal diantaranya ialah :

a). Tahu akan berharganya waktu dan pandai pula menggunakannya.

Lalu, hikmahnya adalah :
a). Kenyataan Ruh, yang melepaskan kita dari segala macam keraguan dalam semua lapangan, dan makin bertambah tebalnya kepercayaan ( iman ) kita kepada Alloh serta semakin bertambah kuatnya keyakinan kita akan benarnya segala perintah Alloh. Kenyataan Ruh ini akan membangkitkan Kesadaran ruhani, ialah satu kurnia Alloh yang boleh dilimpahkannya kepada para Aulianya (wali-wali Alloh), kepada para shadiqin, shalihin dan lain-lain hamba Alloh yang setingkat dan sederajat dengan itu.

b). Jiwa Besar, ialah satu natidjah dari sifat,tindak,laku dan ‘amal yang membesarkan Alloh. Jiwa besar tidak terpengaruh oleh alam dan masyarakat;tidak tergoyang karena pendirian dan aliran lain;tidak akan terpikat oleh lambaian iblis dan godaan syetan; walhasil pengaruh dunia tidak sedikitpun meninggalkan bekas padanya; tidak akan dapat mengubah sikap dan pendiriannya; tidak akan menghambat ‘amal perjuangannya. Bahkan sebaliknya, seorang yang berjiwa besar terus sanggup menghilangkan pengaruh dunia dan lebih jauh harus sanggup dan pandai menguasai dunia dan alam semesta.

Periksalah : riwayat orang-orang besar didunia, terutama tarikh para Anbiya dan para Rasul. Jiwa demikian itu kiranya amat patut sekali menjadi miliknya setiap Pemimpin Ummat Islam, terutama Pemimpin Mujahiddin, Penggalang Negara Kurnia Alloh dan seluruh unsur didalamnya . Walaupun hal ini mengenai diri seorang pribadi, namun manfaat dan maslahatnya, guna dan faedahnya, pengaruh dan pancaran sinar cahayanya, akan meliputi kepentingan umum, kepentingan ummat, Negara dan Agama.

Oleh sebab itu, maka hal ini akan menjadi pertimbangan berat dan faktor amat penting, dalam usaha memperjuangkan nasibnya sesuatu bangsa, istimewa sekali dalam usaha sucu Menegakkan Kalimatillah. Seorang yang berjiwa besar tidak berbuat dan bertindak hanya mengikuti jalannya riwayat manusia sebagai “maf’ul (Objek), laksana sampah hanyut dibawa air, melainkan ia berbuat dan bertindak membuat sejarah dan menentukan jalannya riwayat manusia sebagai “fail” (subjek) atau pelaku.

Hendaklah kenyataan ini diinsyafi dan diperhatikan dengan seksama oleh setiap pemimpin Ummat, terutama pemimpin Negara Kurnia alloh, yang mempunyai pertanggungjawaban berat dan besar atas nasibnya ummat dan bangsa serta agama dimasa mendatang! Periksalah lembaran-lembaran sejarah dunia, terutama tarikh orang-orang shaleh dalam tiap–tiap massa.

c). Hati Sakinah, Tenang, dan Tentram, Tahan dan Ulet, dalam menghadapi segala sesuatu, si waktu si pelaku lagi melaksanakan tugasnya, mencukupi wajib suci. Tiada alam dan dunia yang boleh mempengaruhi! Tiada goda dan coba, yang halus maupun yang kasar, yang boleh menghambat, memperlambat atau menghentikan usaha sucinya!

Tiada tipu daya yang dapat membelokan langkah dan arah tujuannya! Laksana “batu karang di tengah-tengah samudra teduh” Sebesar-besar badai dan angin taufan memukulnya pada setiap saat, seterik-terik panas matahari membakarnya, namun batu karang tetap tegak teguh dalam pendiriannya semula, menjulang ke angkasa, mengatasi segala macam ujian dan cobaan dunia! Keadaan ini boleh kita bandingkan dengan isi pepatah : “ Tidak lapuk karena hujan, Tidak lekang karena panas “. Inilah sikap Istiqamah dalam tiap-tiap laku dan ‘amal, ialah salah satu natidjah dari hati Sakinah, tenang, tentram dan tabah.

d). Pikiran yang tajam dan Cerdas, karena didalam Shalat selalu terlatih menyembuhkan pikiran dan memusatkan segala usaha lahir dan batin, dengan tidak merubah sikap atau pendirian, dalam berdiri dan duduk, dalam ruku dan sujud, tidak menengok kekanan atau kekiri. Hanya satu arah dan kiblat yang dihadapinya, hanya satu maksud yang ditujunya, hanya satu rencana tugas dan wajib yang lagi dilaksanakannya, hanya satu ideologi yang selalu diharap-harapkan tercapainya!

Pikiran yang bulat semacam ini sungguh amat besar harga nilainya bagi mereka, yang hanya naik mendaki tinggi, terbang membumbung ke atas, menuju kepada kecerdasan dan pengetahuan yang luas dan sempurna. Oleh sebab itu, janganlah shalat “sambil lalu” atau main-main! Dan jangan sekali-kali sambil “lupa kepada Alloh”, tidak sadar dan tidak mengerti akan apa yang diucapkan dan dilakukannya! Usahakanlah hingga sempurna!

e). ‘Amal, kita akan lebih sempurna dan usaha kita akan lebih lancar, ialah satu tanda bukti akan bertambah-tembah kuatnya iman dan makin tebal bersihnya Tauhid. Maka segala ‘amal akan dilakukan dengan sekuat-kuat tenaga lahir dan batin, dan dengan apapun yang ada padanya, hingga tiap-tiap hembusan nafas dan tiap-tiap tetes darahnya hendaknya disertai dengan kesadaran melakukan wajib suci.

Walhasil segala sesuatu, di dalam dan diluar dirinya, disajikan dan dipersembahkan sebagai bakti suci kepada Zat Wahidul Qahhar. Inilah sifat Isttha’ah yang wajib dipunyai oleh setiap muslim, terutama mujahid, pelaksana Tugas ilahi.

f). Mencegah manusia melakukan perbuatan-perbuatan mungkar, salah, jahat, keji, kejam, busuk, hina, rendah dan seterusnya.

g). Memelihara manusia tetap pada jalan yang diliputi Rahmat dan ridha ilahi, sehingga tetaplah ia selama-lamanya dalam naungan dan lindungan Alloh, dan senantiasa terhindar dari pada jalan dan perbuatan yang sesat, salah dan keliru.

Kesimpulannya, shalat itu sangat bagus untuk diri kita, untuk ruh kita, dan untuk masa depan kita. Apabila anda sedang ada masalah, dan ada melaksanakan ibadah shalat, pasti anda merasa sangat tenang.

Info Penerimaan Siswa Baru SMP Al Izhar Pondok Labu

on Selasa, 20 Januari 2009

Penerimaan Siswa Baru
SMP Islam Al-Izhar Pondok Labu
Tahun Pelajaran 2009/2010

Pendaftaran :
Tanggal : 27 Januari - 6 Februari 2009
Pukul : 08.00 - 14.00 WIB
Tempat : SMPI Al-Izhar Pondok Labu

Informasi lebih lanjut silahkan hubungi :
Telp : (021) 7695542, 7690992 Fax : (021) 7503662

www.al-izhar-jkt.sch.id / smp@al-izhar-jkt.sch.id